Perdagangan karbon (perdagangan kredit karbon) merupakan sebuah pendekatan untuk mengendalikan gas rumah kaca dan emisi karbon dengan memberikan insentif ekonomi bagi mereka yang berhasil menurunkan emisi karbon. Secara umum, terdapat dua sistem utama dalam perdagangan tersebut, yaitu ‘cap and trade’ dan ‘baseline and credit’. Memberi harga pada emisi gas rumah kaca memaksa kita untuk menghadapi setidaknya beberapa biaya lingkungan dari apa yang kita hasilkan dan konsumsi. dari www.shutterstock.com, CC BY-ND. Setiap ton emisi menyebabkan kerusakan dan biaya bagi masyarakat. Dalam transaksi pasar tradisional, biaya ini diabaikan. Metode standar ini telah diuji dan disempurnakan untuk menduga emisi dan serapan GRK dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai provinsi percontohan REDD+, yang hasilnya kemudian dilaporkan di dalam Pendugaan emisi Gas Rumah Kaca Tahunan dari Hutan dan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah (Krisnawati dkk., 2015). Menurut Kammen, hal itu terkait Jakarta - Pemerintah menyerukan pelaku industri untuk melaporkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang telah dicapai dalam Sistem Registri Nasional (SRN) yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini penting sebagai bagian dari pemenuhan komitmen pengurangan emisi GRK Indonesia sebanyak 29% pada tahun 2030. S ebelum menandatangani Perjanjian Paris, berdasarkan Perpres
Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengkaji perdagangan karbon untuk salah satu upaya menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 2030. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin menuturkan Indonesia memiliki cukup pengalaman dalam perdagangan karbon, baik secara global maupun bilateral. Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030 (atau 41 persen dengan dukungan internasional). Berdasar data Kementerian ESDM, sektor energi akan menjadi penyumbang emisi GRK terbesar di Indonesia pada 2030, mencapai 58 persen. Energi terbarukan menjadi solusi Pada saat ini secara global, dunia mengalami masalah perubahan iklim. Penyebab dari adanya perubahan iklim ini disebabkan antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu, serta pembabatan hutan dan aktifitas industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.2 1 Perpustakaan Elektronik Universitas Sam Ratulangi Manado Perkembangan ini berhasil menarik perhatian dunia, salah satunya negara RRC yang mulai mengembangkkan B-5 dengan kerja sama dengan Indonesia.Perdagangan etanol dan biodiesel sebagian besar didorong oleh kebijakan emisi gas rumah kaca yang mempromosikan produksi biofuel di Amerika Serikat, Uni Eropa, Brazil, dan Argentina.
Pada saat ini secara global, dunia mengalami masalah perubahan iklim. Penyebab dari adanya perubahan iklim ini disebabkan antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu, serta pembabatan hutan dan aktifitas industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.2 1 Perpustakaan Elektronik Universitas Sam Ratulangi Manado
“Perdagangan Karbon : Apa Implikasinya terhadap Pemenuhan Komitmen Indonesia membantu memenuhi target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca ( GRK). dimana 70% dari total tersebut dihasilkan dari Emission Trading System dan 17 Nov 2016 Meskipun metode pengurangan emisi gas rumah kaca ini diserahkan kepada juga menjadi lebih rumit daripada sistem perdagangan emisi. Salah satu agenda yang hangat dibicarakan adalah perdagangan karbon ( carbon Konon sekitar 85% emisi karbon yang ada di atmosfir berasal dari negara-negara ini. dalam sistem pembagian hasil kompensasi, status kawasan yang tumpang Mengapa efek gas rumah kaca sampai menyentuh ranah politik dunia?
Protokol Kyoto (Kyoto Protocol) adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia, yang harus dicapai pada tahun 2012. Idealnya, hasil dari Protokol Kyoto adalah terjadinya pengurangan emisi gas di bawah level yang terukur pada tahun 1990. Protokol Kyoto mewajibkan negara-negara industri untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 5,2 %. Ada tiga mekanisme dalam menekan emisi yaitu implementasi bersama, perdagangan emisi dan mekanisme pembangunan bersih. Emisi GRK dihasilkan berbagai sektor antara lain sektor energi, transportasi, pertanian, perternakan dan lain-lain. 09-11-2020